Sabtu, 10 Mei 2014

Sepenggal Akasia



aku ranting akasia terpelanting ke tubuh sucimu.yang berisi adalah kosong sementara kekosongan selalu berisi.aku mengunyah kulit udara dan serkah ke pangkuanmu semut-semut merayap padakau dari lebar tanganku menjembatani diriku-dirimu oleh semut-semut.barangkali kematian sejengkal tanah yang menidurkan tubuhku,adalah benih tumbuh tersurat ke dalam aku yang memecut keperkasaan menjamah sekian udara dari nasib bulan-bulan.

langit biru masih bermimpi kemarau panjang,melecut tubuhku garing oleh terpaan matari.engkau doa-doa melayang yang jatuh di bawah pohon,menemukan secercah keyakinan
melarung mangkuk ke sungai dan bersumpah ini benar adanya.aku bukanlah bodh gaya tetapi setiap pohon adalah keberkahan yang ditujukan pada tubuhmu untuk istirah

meyakinkan bahwa kehidupan dan kematian secepat rontok daun-daun dan tumbuhnya pohon baru.

bagus burham